Jumat, 03 Agustus 2018

Kenapa Porsi Nasi Padang Lebih Banyak Saat Dibungkus Daripada Makan di Tempat ?


          Halo teman-teman, kembali lagi sama Saya, Farhan Herdian Pradana. Kalo sebelum - sebelumnya saya selalu membahas topik serius seperti Sejarah, Matematika, dan Bahasa Inggris, kali ini saya mau rileks sedikit membicarakan tentang salah satu kuliner Indonesia yang terlezat, dan yang jelas juga termasuk makanan favorit Saya, ya, apa lagi kalo bukan nasi padang ! Dari duduk di bangku Sekolah Dasar sampai sekarang, Saya sangat senang sekali makan nasi padang, setidaknya dalam satu minggu Saya pasti makan satu porsi nasi padang. Rasa rempah-rempah nya yang khas dan nasinya yang masih hangat sangat menggugah selera, apalagi untuk seseorang yang sangat suka makan seperti Saya heheheh.

          Tapi untuk kali ini Saya tidak akan membahas sejarah nasi padang secara umum, ataupun pengalaman pribadi Saya tentang nasi padang. Yang jelas, sesuai judul yang saya berikan pada artikel ini, saya akan mencoba memecahkan misteri yang mungkin kebanyakan dari kalian tidak mampu menjawabnya, yaitu tentang perbedaan porsi nasi padang yang dibungkus dan yang dimakan di tempat.

          Jadi singkat cerita, saat saya masih SD kelas 5, saya selalu membeli nasi padang di tempat yang sama di dekat rumah. Setiap membeli nasi padang di sana, saya seperti pembeli yang lainnya selalu antre menunggu giliran dengan tertib. Di tengah antrean tersebut, terkadang saya suka memperhatikan keadaan sekitar saya. Dari hasil pantauan saya, saya menyadari bahwa terdapat perbedaan banyaknya nasi putih yang dihidangkan dalam satu porsi nasi padang yang dibungkus, dan yang tidak, alias makan di tempat. Saya kira hal ini hanya terjadi di rumah makan padang di dekat rumah saya saja, ternyata tidak. Saya mulai menyadari hal ini juga terjadi di rumah makan padang lain ketika saya membeli sebungkus nasi padang di rumah makan padang dekat sekolah saya saat masih SMP. Tidak lama kemudian setelah kejadian tersebut, saya menyadari bahwa perebedaan porsi nasi putih pada nasi padang yang dibungkus dan yang tidak merupakan kejadian yang nyata, dan terdapat penjelasan logis dari fenomena ini.

          Sebenarnya jauh sebelum Saya punya ide buat bikin artikel ini, Saya sebenarnya sudah tahu penjelasan kenapa fenomena ini bisa terjadi. Tapi tidak ada salahnya juga kan Saya sharing pengetahuan saya di blog ini ? wkwkw. Oke langsung aja simak penjelasannya yuk.

          Berdasarkan hasil searching-an Saya di internet pada saat awal masuk SMA, Saya menemukan sebuah artikel yang diterbitkan di situs berita merdeka.com. Jadi sang penulis artikel tersebut sempat mewawancara beberapa orang. Orang pertama adalah Adrival, seorang mahasiswa Universitas Andalas. menurut Adrival, yang ia ketahui dari salah satu pemilik rumah makan masakan Padang, fenomena ini memiliki sejarahnya sendiri. Jadi, dahulu pada masa pemerintahan kolonial Hindia Belanda, rumah makan masakan Padang tergolong sebagai rumah makan bagi kalangan elite, seperti saudagar kaya, ataupun bule Eropa, sehingga pemerintahan kolonial yang deskriminatif, melarang pribumi miskin untuk makan di rumah makan Padang. Namun demikian, para pemilik rumah makan Padang pada saat itu juga ingin masakannya dinikmati oleh semua orang termasuk kaum pribumi miskin yang dilarang masuk ke rumah makan Padang. Oleh karena itu, dibuatlah cara dibungkus, sehingga kaum pribumi miskin bisa menikmati nasi padang tanpa harus melanggar larangan pemerintah kolonial. Porsi nasinya pun dibuat lebih banyak, sehingga nasi padang yang dibungkus tersebut dapat dinikmati oleh dua orang.

          Masih dilansir dari situs Merdeka.com, pendapat berbeda juga dilontarkan oleh Sastrawan asal Padang, Yusrizal dan Eka, warga asal Pariaman. Inti dari pendapat mereka berdua adalah alasan kenapa porsi nasi padang lebih banyak ketika dibungkus dibanding makan di tempat adalah lebih karena alasan ekonomis daripada historis. Mereka berpendapat, wajar orang yang makan di tempat mendapat porsi nasi yang lebih sedikit dibandingkan dengan orang yang membelinya untuk dibungkus, karena itu juga termasuk biaya servis seperti, mencuci piring, dan biaya fasilitas yang disediakan di dalam rumah makan. Sedangkan menurut pengakuan Eka, seorang pemilik rumah makan Padang di Kedoya, menyatakan bahwa, persolan porsi ini sudah turun temurun dan menjadi tradisi.

          Walaupun demikian, menurut pengalaman Saya pribadi, tidak semua rumah makan Padang menerapkan hal ini. Sebagai contoh, saya sendiri pernah makan di sebuah rumah makan Padang yang baru buka di dekat masjid yang saya biasa solat Jumat. Sehabis solat Jumat, Saya pernah mencoba untuk membeli seporsi nasi padang di sana baik dibungkus, maupun makan di sana, dan ternyata porsi nasi putihnya sama saja, sama dikitnya.

Kamis, 02 Agustus 2018

Sejarah Singkat Perang Dunia 2


          Halo teman - teman kembali lagi bersama saya Farhan Herdian Pradana. Mohon maaf beberapa minggu sebelumnya saya tidak sempat update di blog ini dikarenakan saya sedang sibuk - sibuknya ikut ujian masuk perguruan tinggi. Oke, kalo sebelumnya saya udah sering update tentang Matematika kali ini saya akan membahas sejarah tentang Perang Dunia 2. Walaupun saya masuk jurusan IPA pada saat SMA, hal tersebut tidak menghalangi saya dalam hal memiliki minat pada sejarah khusus nya Perang Dunia 2 yang bisa dibilang kalo di SMA ini masuk nya ke pelajaran Sejarah Peminatan. Udah sampe di situ saja basa-basi nya kita langsung ke topik pembahasan aja yuk.

          Sebelum saya membahas Perang Dunia 2, ada bagusnya saya memberi gambaran terlebih dahulu apa itu Perang Dunia 2 ? Apa hubungannya dengan Perang Dunia 1 ? Dan kenapa itu bisa terjadi ? Perang Dunia 2 merupakan perang terdahsyat yang pernah terjadi sepanjang sejarah di dunia, setidaknya lebih dari 60 juta orang baik dari militer maupun sipil tewas. Walaupun konflik ini hanya melibatkan mayoritas negara Eropa dan beberapa negara di luar Eropa, konflik ini juga berpengaruh kepada dunia karena negara yang terlibat Perang Dunia 2 tersebut memiliki negara koloni di Asia, Afrika, Australia, dan benua Amerika. Disebut ke-2 karena sebelumnya juga pernah terjadi konflik serupa di Eropa yaitu pada tahun 1914 sampai 1918 yang dinamakan Perang Dunia 1. Pada dasarnya, Perang Dunia 2 ini memiliki hubungan yang sangat erat dengan Perang Dunia 1. Sebagai contoh, karena perjanjian Versailles, perjanjian yang mengakhiri Perang Dunia 1, Jerman mengalami krisis ekonomi karena harus membayar kerugian perang dan menanggung malu kehilangan sebagian wilayahnya membuat orang seperti Adolf Hitler, orang yang juga memiliki dendam pribadi kepada negara pemenang Perang Dunia 1, bisa naik tampuk kekuasaan. Adapun contoh lain, seperti Jepang dan Italia yang memiliki dendam kepada sesama negara pemenang Perang Dunia 1 seperti Perancis, Inggris, dan Amerika Serikat karena tidak puas dengan apa yang mereka dapatkan. Karena hal ini lah , muncul paham Fasisme, Chauvinisme dan Nasionalisme Sempit Radikal akibat kebencian yang terakumulasi oleh negara - negara tersebut sehingga pecah menjadi Perang Dunia ke 2.

          Dari sini saya harapkan kalian sudah punya gambaran betapa rapuhnya perdamaian pada saat itu karena negara yang pernah terlibat pada Perang Dunia 1 masih memiliki keinginan yang belum mampu tercapai. Sebenarnya saya bisa jelaskan lebih panjang tentang apa yang terjadi antara paska Perang Dunia 1 sampai Perang Dunia 2, tapi berhubung saya berniat menulis ini dengan sesingkatnya saja saya pun hanya bisa menjelaskan secara keseluruhan. Singkat cerita, secara diam - diam Jerman sudah mampu bangkit dari keterpurukannya dan juga mampu membangun kembali angkatan perangnya. Adolf Hitler berencana untuk merebut kembali wilayah - wilayah yang dulu dikuasai Kekaisaran Jerman dan dipermudah dengan bersedianya Austria untuk bersatu dengan Jerman pada 12 Maret 1938 yang dikenal dengan, Anschluss. Hal pertama yang Hitler lakukan untuk "mengembalikan wilayah kekaisaran Jerman" adalah mencaplok Sudetenland yaitu sebagian wilayah Cekoslowakia. Sebenarnya semua ini sudah ditentang oleh Inggris, Perancis, dkk, namun karena mereka masih memiliki ketakutan akan bayang - bayang Perang Dunia 1 mereka pun terpaksa mau menerima janji manis Hitler yang berjanji untuk tidak meminta wilayah lagi melalui Perjanjian Munich. Tidak puas sampai disitu, Jerman yang dipimpin Adolf Hitler dan Italia yang dipimpin Benito Mussolini memaksa Cekoslowakia untuk menyerahkan sebagian wilayahnya ke Polandia dan Hungaria, diikuti penyerbuan sisa wilayah Cekoslowakia oleh Jerman. Perancis, dan Inggris pun
 hanya bisa melihat pemandangan itu tanpa bisa berbuat apa-apa.

Peta Eropa sebelum (Kiri) dan sesudah (kanan) Perang Dunia Pertama
Tidak sampai di situ saja, Hitler yang sedang merasa di atas angin mengincar wilayah. Namun di satu sisi Hitler takut memancing Uni Soviet yang dipimpin Joseph Stalin untuk masuk ke pusaran konflik. Oleh karena itu, Jerman mengajak Uni Soviet untuk menandatangani pakta non-agresi atau juga bisa disebut pakta Molotov-Ribbentrop pada Agustus 1939, yaitu inti dari pakta tersebut adalah bahwa Jerman dan Uni Soviet berjanji untuk tidak saling menyerang, serta menentukan nasib Polandia. Jerman mendapatkan wilayah Barat Polandia, sedangkan Uni Soviet mendapatkan wilayah Timur Polandia. Pakta ini juga mengatur tentang batasan wilayah yang bisa dicaplok oleh kedua negara.

          Untuk memulai perang dengan Polandia, Hitler membutuhkan alasan untuk bisa berperang dengan Polandia. Karena Polandia memiliki Danzig yang dulu merupakan wilayah kekaisaran Jerman, Hitler memanfaatkan hal ini untuk mengultimatum Polandia supaya menyerahkan wilayah Danzig ke Jerman. Di saat yang bersamaan Hitler bersama Musollini memandatangani Pakta Baja yaitu sebuah perjanjian aliansi antara Jerman dengan Italia. Mengetahui hal ini, Inggris dan Perancis memberikan jaminan kemerdekaan ke Polandia, yaitu jika Polandia diserang, maka Inggris dan Perancis akan melindungi Polandia. Karena memiliki Inggris dan Perancis di belakang mereka, Polandia pun menolak ultimatum Hitler dan memilih untuk berperang. Pada September 1939, Jerman mulai menyerbu Polandia, sekaligus menandakan mulainya Perang Dunia 2. Militer Polandia dikejutkan dengan taktik Blitzkrieg atau dapat diterjemahkan sebagai Perang Kilat, yaitu penyerbuan dengan kendaraan lapis baja disertai dengan bantuan pesawat pengebom diikuti infantri di belakangnya, taktik ini dianggap baru dan revolusioner karena sebelumnya taktik militer pada Perang Dunia Pertama menempatkan kendaraan lapis baja pada peran pasif yaitu hanya membantu infantri alih-alih menjadi inisiator pertempuran. Jelas karena taktik ini, militer Polandia yang secara persenjataan dan taktik kalah unggul bisa dengan mudah dikalahkan oleh militer Jerman. Di sisi lain Uni Soviet juga menyerbu bagian Timur Polandia pada 17 September 1939. Lalu bagaimana dengan Perancis dan Inggris yang berjanji untuk bertempur bersama Polandia ? Perancis hanya melakukan serangan kecil ke perbatasan Jerman dan memilih menunggu di balik perlindungan Garis Maginot yang dianggap pertahanan mutakhir Perancis. Sebagai informasi, Garis Maginot adalah sebuah parit panjang yang terbuat dari beton dilengkapi dengan bunker-bunker dan meriam-meriam sepanjang kurang lebih 322 km memisahkan perbatasan Jerman dan Perancis, yang dibangun paska Perang Dunia 1.


          Setelah berhasil menguasai Polandia, Jerman mulai menyerbu negara - negara Eropa lainnya seperti Denmark, Norwegia, Belanda, Belgia, dan Luksemburg dalam waktu singkat. Setelah mengalahkan gabungan pasukan sekutu di Belgia, Jerman mulai menyerang wilayah Perancis dengan cara memanfaatkan kelemahan Garis Maginot melalui Hutan Ardennes. Perancis dan Inggris terkejut, militer Jerman secara nekat menyebrangi Hutan Ardennes yang dianggap mustahil untuk dilewati. . Karena terpojok, Inggris terpaksa mengevakuasi pasukannya di Dunkirk, menandai betapa tidak berdayanya pasukan sekutu di hadapan militer Jerman. Pada 10 Juni 1940, Italia yang juga ingin mendapatkan "potongan kue" dari Perancis dengan menyatakan perang. 12 hari kemudian, Perancis menyerah terhadap blok poros (Italia, dan Jerman). Sebagian wilayahnya diduduki oleh Jerman dan Italia, dan sisanya diserahkan ke pemerintah boneka Perancis Vichy bentukan Jerman. Takut menjadi ancaman, pada tanggal 3 Juli 1940, Inggris terpaksa membombardir armada Perancis tersisa yang secara otomatis sudah berada di tangan rezim Perancis Vichy di Aljazair.

Kuning wilayah Perancis yang diduduki Jerman, coklat muda wilayah Perancis Vichy, coklat tua wilayah Perancis yang diduduki Italia
          Di sisi lain, Uni Soviet juga menyerbu negara - negara baltik seperti Estonia, Lituania, dan Latvia, beserta Finlandia dan meminta Rumania untuk menyerahkan sebagian wilayahnya di Bessarabia ke Uni Soviet. Dari sini pakta Molotov-Ribbentrop mulai mengalami kebuntuan karena secara tidak langsung, Uni Soviet mempersulit Jerman dalam hal memperoleh bahan mentah seperti minyak yang diperoleh dari kilang minyak Bessarabia. Sebenarnya sebelumnya kedua negara baik Uni Soviet dan Jerman memang saling membenci satu sama lain, Adolf Hitler menganggap komunis yang dianut Uni Soviet adalah siasat Yahudi untuk menguasai dunia, dia juga menganggap wilayah Uni Soviet yang luas dan kaya akan sumber daya alam merupakan lebensraum atau ruang hidup yang cocok untuk bangsa Arya Jerman, dan menganggap orang Slavia, etnis mayoritas di Eropa Timur, adalah ras rendahan dan ditakdirkan untuk menjadi pelayan bangsa Arya Jerman. Maka tidak heran Jerman memperlakukan tahanan perang dari Uni Soviet dengan sadis. Sedangkan Joseph Stalin, pemimpin Uni Soviet, memandang Fasisme yang dianut Jerman merupakan setali tiga uang dengan Kapitalisme. Stalin juga berfikir bahwa pakta Molotov-Ribbentrop dapat menjadi waktu tambahan untuk Uni Soviet membenahi militernya, walaupun pada akhirnya dia tidak menduga Hitler akan melanggar perjanjian pakta Molotov-Ribbentrop pada 1941 nanti.

           Setelah menaklukan Perancis, Hitler berencana untuk menundukkan Inggris dengan cara membombardir Inggris dengan pesawat pengebom, dan rencananya akan dilakukan invasi darat ke dataran utama Inggris yang dinamakan Operasi Singa Laut. Namun pada akhirnya, Operasi Singa Laut hanya menjadi wacana karena Inggris berhasil mematahkan superioritas udara Jerman di atas langit Inggris, ditambah Jerman tidak memiliki armada laut yang mumpuni untuk mendukung invasi tersebut. Karena mengalami kebuntuan di Inggris, Hitler mulai mengalihkan pandangannya ke Eropa Timur. Ya siapa lagi kalau bukan musuh dalam selimutnya, Uni Soviet. Bersama Jenderalnya, Hitler memobilisasi jutaan pasukan baik dari Jerman maupun negara sekutunya Italia, yang operasi tersebut diberi nama Operasi Barbarossa. Sebelumnya, Jerman, Italia, dan Jepang menandatangain Pakta Tiga Pihak yang intinya menyatakan mereka bertiga adalah sekutu dan saling melindungi, pakta ini juga meresmikan terbentuknya blok poros pada Perang Dunia ke 2. Selain Italia, Jerman, dan Jepang, negara lain seperti Slovakia, Hungaria, dan Rumania juga ikut bergabung dalam blok poros.

          Kembali lagi ke Operasi Barbarossa, awalnya operasi ini direncanakan akan dilaksakan pada 15 Mei 1941, namun tertunda karena Italia sempat kewalahan menghadapi Yunani dan Inggris di Libya, dan memaksa Jerman untuk turun tangan. Tidak karena itu saja, Operasi Barbarossa juga terpaksa diundur karena terjadi kudeta di Yugoslavia yang melengserkan pemerintahan yang pro Jerman di sana. Jerman pun turun tangan, dan membagi wilayah Yugoslavia menjadi milik Jerman dan membentuk negara boneka Kroasia. Blok poros pun mendapat anggota baru yaitu Kroasia dan Finlandia yang memiliki dendam dengan Uni Soviet akibat perang sebelumnya.

          Pada akhirnya, Operasi Barbarossa berhasil dilaksanakan pada tanggal 22 Juni 1941, melibatkan kurang lebih 4 juta infantri, 3600 tank, 4389 pesawat, dan 46000 artileri (Data Wikipedia). Karena serangan ini dilakukan sebelum deklarasi perang, sudah jelas serangan ini mengejutkan Tentara Merah, sebutan angkatan bersenjata Uni Soviet, yang memang dari awal tidak mengira akan ada peperangan. Ditambah pula, pakta non-agresi Molotov-Ribbentrop juga masih berlaku sehingga apa yang dilakukan Jerman saat itu memang dianggap pengecut. Meskipun serangan yang dilakukan termasuk dadakan, bukan berarti Uni Soviet memang tidak mendapat peringatan sama sekali. Sebelumnya, Joseph Stalin juga mendapatkan laporan dari mata - mata nya di Berlin, bahwa akan ada serangan besar-besaran yang dilakukan Jerman ke Uni Soviet, tapi entah apa yang ada di pikiran Stalin, dia memilih untuk tidak mengambil tindakan dan tidak menghiraukan pemberitahuan itu.
Pihak yang terlibat di Operasi Barbarossa (Data Wikipedia)
          Pada awalnya, Jerman memang di atas angin karena ditinjau dari teknologi, taktik perang, dan momentum, angkatan bersenjata Uni Soviet memang bukan tandingan Jerman. Jerman juga dalam fase awal invasi berhasil menguasai langit Uni Soviet, dan merebut kota-kota besar seperti Kiev, Smolensk, Sevastopol, dan Leningrad yang masih diblokade namun mengalami kebuntuan di Moskow. Hal tersebut bisa terjadi karena, melalui mata-matanya di Jepang, Stalin mengetahui rencana Jepang yang tidak ingin ikut campur dalam usaha Jerman menyerang Soviet. Momentum ini diperkuat dengan ditandatanganinya pakta netralitas antara Jepang dan Uni Soviet, sehingga Moskow pun dapat pasukan tambahan dari Timur Jauh, perbatasan antara Uni Soviet dengan Jepang. Ditambah pula, Jerman mengalami tantangan mengirim logistik dan bantuan pasukan karena infrastruktur transportasi Uni Soviet yang buruk dipenuhi lumpur lengket, ditambah kerasnya musim dingin Rusia.

          Merasa berjaya di Eropa, Jerman memanfaatkan pengaruhnya menekan negara barat yang memiliki koloni di Asia untuk memperkuat Jepang yang sedang memperluas kerajaannya di Asia. Jerman memerintahkan koloni Perancis Vichy di Indochina untuk diserahkan ke Jepang, sementara Hindia Belanda bersedia menyuplai minyak ke Jepang tetapi menolak untuk menyerahkan wilayahnya. Karena hal ini, ditambah brutalnya ekspansi besar - besaran Jepang ke Cina, Amerika Serikat yang masih netral bersama Inggris menekan Jepang dengan embargo dan membekukan aset-aset mereka di luar negeri. Jepang yang putus asa, terpaksa harus bermain judi dengan cara menghancurkan armada Amerika Serika di Pearl Harbor pada 8 Desember 1941, dibarengi dengan penyerangan aset-aset sekutu di Asia. Situasi ini malah membuat Winston Churchill, perdana menteri Inggris, senang bukan kepalang, karena sekarang tidak hanya memiliki Uni Soviet, dia juga memiliki Amerika Serikat sebagai temannya melawan Blok Poros.

          Pada akhir April 1942, Jepang bersama sekutu barunya, Thailand yang terpaksa masuk ke Blok Poros, berhasil menguasai hampir seluruh Asia Tenggara meliputi Burma (Sekarang Myanmar), Malaysia, Singapura, Hindia Timur (Sekarang Indonesia) dan Filipina. Jerman juga meningkatkan aktivitas kapal selam mereka di Samudra Atlantik untuk menghancurkan kapal peti kemas Amerika Serikat yang mengangkut persenjataan dan logistik ke Inggris.

          Singkat cerita, pada pertengahan tahun 1942 blok poros mulai mengalami kebuntuannya, Jepang kalah besar melawan armada laut Amerika Serikat di Midway. Sementara kembali ke Eropa, Tentara Merah berhasil mempertahankan Moskow dan memukul mundur laju pasukan Jerman dan sekutunya di Front Timur. Gagal di Moskow, tidak membuat Jerman putus asa untuk terus melakukan taktik ofensif, dalam rangka menguasai ladang minyak di Kaukasus, Jerman harus merebut Stalingrad dari Soviet pada 23 Agustus 1942. Pertempuran dahsyat pun terjadi, walaupun Jerman sempat hampir menguasai seluruh kota Stalingrad pada pertengahan November 1942, pada akhirnya, pasukan Jerman terkepung oleh Tentara Merah setelah melalui pertempuran berdarah yang menelan korban jiwa lebih dari satu juta manusia, lalu menyerah pada Februari 1943. Kekalahan Jerman dan sekutunya juga diperparah setelah mengalami kekalahan pada pertempuran Kursk, pertempuran tank terbesar sepanjang sejarah. Walaupun secara taktis Jerman menang terhadap Uni Soviet yang menderita kerusakan lebih banyak, tetapi secara strategis Jerman kalah terhadap Uni Soviet, karena setelah pertempuran ini Jerman memilih untuk bertahan daripada menyerang. Di Front Selatan Jerman bersama Italia juga mengalami kekalahan yang berimbas berhasilnya pendaratan gabungan antara militer Inggris dan Amerika Serikat ke semenanjung Italia.

          Pada 28 November 1943, pemimpin Sekutu yaitu Joseph Stalin (Pemimpin Uni Soviet), Franklin D Roosevelt (Presiden AS), Winston Churchill (PM Inggris) atau biasa disebut Big Three, bertemu untuk pertama kalinya di Kedubes Uni Soviet untuk Iran di Tehran. Inti dari pertemuan ini adalah bahwa sekutu barat sepakat untuk melakukan invasi ke daratan Perancis dalam rangka membantu Uni Soviet melawan Jerman, dan membantu partisan Yugoslavia melawan militer Jerman di Balkan.
Dari kiri ke kanan, Joseph Stalin, Franklin D Roosevelt, Winston Churchil
          Baik, karena takut kepanjangan, saya skip sampe ke pendaratan Sekutu di Normandia, Perancis. Setelah mengalami pertempuran sengit baik Uni Soviet di Front Timur, dan Amerika Serika dan Inggris di Italia yang pergerakannya mulai stagnan, pada tanggal 6 Juni 1944 akhirnya Operasi Overlord terealisasi. Walaupun sempat mengalami perlawanan sengit di Tembok Atlantik, garis pertahanan Jerman yang dibangun dari Perancis sampai Norwegia yang berbatasan dengan laut Atlantik, pasukan Sekutu berhasil mendarat dan membebaskan Perancis dari cengkraman Jerman dan berhasil merangsek masuk ke wilayah Jerman bagian barat. Dari sisi Timur, Tentara Merah juga melakukan penyerangan sampai akhirnya klimaks di ibu kota Jerman, Berlin. Karena terdesak, di dalam perlindungan bunker, Hitler bunuh diri dengan menelan sebutir pil sianida. Jerman pada akhirnya resmi menyerah pada 8 Mei 1945.

          Sementara itu di Pasifik, Jepang yang sudah kehilangan banyak wilayahnya oleh Sekutu, terpaksa juga harus menghadapi militer Soviet yang secara tiba-tiba menyatakan perang ke Jepang, melanggar pakta netralitas. Jepang yang Angkatan Daratnya lebih inferior daripada Angkatan Darat Tentara Merah, kewalahan menghadapi serangan Tentara Merah dari perbatasan negara boneka bentukan Jepang di Manchuria. Takut mendapatkan perlawanan sengit di daratan utama Jepang, Presiden Amerika Serikat yang baru menggantikan Roosevelt yang wafat karena penyakit, Harry Truman memerintahkan untuk menjatuhkan bom atom yang sudah sukses diuji coba sebelumnya, ke Hiroshima dan Nagasaki. Jepang pun akhirnya menyerah pada sekutu 15 Agustus 1945 sekaligus mengakhiri Perang Dunia 2.

         Baik teman - teman sekian dari artikel saya tentang Sejarah Singkat Perang Dunia 2. Sebenarnya masih banyak hal yang mau saya bahas tentang Perang Dunia 2, karena saya hanya berniat menulis singkatnya saja jadi banyak kejadian yang saya lewatkan. Terima kasih sudah membaca artikel saya sampai habis, semoga bermanfaat, jangan lupa untuk komen dan bagikan artikel ini ke teman-teman kalian semua. Terima kasih banyak :)